Sabtu, 08 Februari 2014

KEISTIMEWAAN BAHASA ARAB

Diantara keistimewaan bahasa arab adalah kaya akan kata-kata, misalkan pada dhomir (kata ganti). Berbeda dengan bahasa Indonesia yang hanya memiliki 7 kata ganti (dia, kamu, kalian, mereka, kami, kita, dan saya)), di dalam bahasa Arab kata gantinya ada 12. Antara kata ganti untuk dua orang dengan lebih dari dua orang dibedakan di dalam bahasa Arab, tidak terdapat pada bahasa Indonesia bahkan pada bahasa Inggris (read : Bahasa Internasional).

Di antara keistimewaan bahasa arab juga adalah singkat dan padat, misalnya, jika kita ingin mengungkapkan "dia sedang menulis", maka cukup dengan menggunakan kalimat yaktubu dan ini sekaligus menunjukkan bahwa yang sedang menulis itu adalah seorang laki-laki, adapun jika yang menulisnya itu seorang perempuan, maka kita gunakan kalimat taktubu saja. Singkat dan padat. Dan banyak lagi keunggulan bahasa arab di atas bahasa lain.
Pada pelajaran kali ini, kita akan membahas tentang tentang dhomir, fi'il madhi, fi'il mudhori'.
Berikut penjelasannya:

Dhomir = kata ganti, seperti dia, kamu, mereka, dll.
Fi'il Madhi = kata kerja lampau, bermakna telah.
Fi'il Mudhori' = kata kerja sekarang atau yang akan datang


Tabel 1 : Dhomir, Fi'il Madhi, dan Fi'il Mudhori'

Keterangan:

  • Kolom paling kanan menunjukkan dhomir dalam keadaan rofa'.

  • Kemudian di sebelahnya ada kolom "arti" yang merupakan arti dari masing-masing dhomir.

هُوَ (huwa) = Dia (1 lk)

هُمَا (huma) = Mereka (2 lk)

هُمْ (hum) = Mereka (> 2 lk)

هِيَ (hiya) = Dia (1 pr)

dst...

  • Kolom berikutnya (nomor 2 dari kanan) adalah fi'il madhi dari masing-masing dhomir.
    Karena arti kata fa'ala = melakukan, maka:
فَعَلَ (fa'ala) = dia (1 lk) telah melakukan

فَعَلاَ (fa'alaa) = mereka (2 lk) telah melakukan

فَعَلوُاْ (fa'aluu) = mereka (>2 lk) telah melakukan

فَعَلَتْ (fa'alat) = dia (1 pr) telah melakukan

dst...


  • Kolom paling kanan menunjukkan fi'il mudhori' dari masing-masing dhomir.
ُيَفْعَلَ (yaf'alu) = dia (1 lk) sedang/akan melakukan

يَفْعَلاَنِ (yaf'alaani) = mereka (2 lk) sedang/akan melakukan

يَفْعَلوُنَ (yaf'aluuna) = mereka (>2 lk) sedang/akan melakukan

تَفَعَلُ (taf'alu) = dia (1 pr) sedang/akan melakukan

dst...


Hafalkan tabel 1 di atas secara berurutan (dari atas ke bawah) berserta artinya, tentunya dengan cara Anda sendiri


Ada beberapa catatan yang perlu disampaikan:
Catatan 1:


Fi'il madhi memiliki banyak pola (wazan), diantaranya adalah fi'il tsulasi mujarrod (fi'il yang tersusun dari tiga huruf).
Fi'il madhi tsulasi mujarrod ini memiliki 6 macam pola, yaitu:
·         Fa'ala - yaf'alu (seperti pada contoh di atas)
·         Fa'ala - yaf'ulu
·         Fa'ala - yaf'ilu
·         Fa'ila - yaf'alu
·         Fa'ila - yaf'ilu
·         Fa'ula - yaf'ulu


Perhatikan bahwa fi'il madhi yang berpola fa'ala memiliki tiga kemungkinan fi'il mudhori' (yaitu yaf'alu, yaf'ulu, dan yaf'ilu). Fi'il madhi yang berpola fa'ila memiliki dua kemungkinan fi'il mudhori' (yaitu yaf'alu dan yaf'ilu).

Sementara fi'il madhi yang berpola fa'ula hanya memiliki satu kemungkinan fi'il mudhori' (yaitu yaf'ulu).

Misalkan kata "kataba"
كَتَبَ yang berpola fa'ala, ada 3 kemungkinan fi'il mudhori', yaitu yaktabu, yaktubu, atau yaktibu. Mana yang benar?
Jawabannya: yaktubu.

Sementara kata "fataha"
فَـتَحَ fi'il mudhori'nya yaftahu. Kenapa tidak yaftuhu? Padahal sama-sama berpola fa'ala seperti kata "kataba". Jawabanya: karena di kamus seperti itu.

Adapun kata "hasuna"
حَسُنََ fi'il mudhori'nya pasti yahsunu, karena pola fa'ula hanya memiliki satu kemungkinan, yaitu yaf'ulu.

Catatan 2


Selain fi'il tsulasi mujarrod, ada lagi fi'il tsulasi maziid, yaitu pola fa''ala, faa'ala, af'ala, ifta'ala, infa'la, tafaa'ala, tafa''ala, if'alla, istaf'ala, if'au'ala, if'awwala, dan if'aalla.

Ada juga fi'il ruba'i mujarrod, yaitu fa'lala, dan terakhir fi'il ruba'i mazid, yaitu tafa'lala, if'anlala, dan if'allala.

Masing-masing memiliki pola fi'il mudhori' tersendiri. Pada pelajaran shorof 2 ini, kita batasi pembahasan fi'il hanya fi'il tsulatsi mujarrod saja.

Catatan 3 (penting!)

Tabel di atas itu adalah contoh dari fi'il tsulatsi mujarrod yang berpola fa'ala - yaf'alu. Jika pola fi'ilnya fa'ila - yaf'alu, maka tinggal mengganti harokat tengahnya, misalnya kata سَمِعَ - يَسْمَعُ (sami'a - yasma'u) = mendengar,
cara mentasrif fi'il madhinya:

سَمِعَ (sami'a) = dia (1 lk) telah mendengar

سَمِعاَ (sami'aa) = mereka (2 lk) telah mendengar

سَمِعُوا (sami'uu) = mereka (> 2 lk) telah mendengar

سَمِعَتْ (sami'at) = dia (1 pr) telah mendengar

سَمِعَـتَا (sami'ataa) = mereka (2 pr) telah mendengar

سَمِعْنَ (sami'na) = mereka (> 2 pr) telah mendengar

سَمِعْتَ (sami'ta) = kamu (1 lk) telah mendengar

سَمِعْـتُـمَا (sami'tumaa) = kalian (2 lk) telah mendengar

سَمِعْـتُـمْ (sami'tum) = kalian (> 2 lk) telah mendengar

سَمِـعْـتِ (sami'ati) = kamu (1 pr) telah mendengar

سَمِـعْـتُـمَا (sami'tumaa) = kalian (2 pr) telah mendengar

سَمِعْــتُـنَّ (sami'tunna) = kalian (> 2 pr) telah mendengar

سَمِعْـتُ (sami'tu) = saya telah mendengar

سَمِـعْناَ (sami'naa) = kami/kita telah mendengar


cara mentasrif fi'il mudhori'nya:

يَسْمَعُ (yasma'u) = dia (1 lk) sedang/akan mendengar

يَسْمَعَانِ (yasma'aani) = mereka (2 lk) sedang/akan mendengar

يَسْمَعُونَ (yasma'uuna) = mereka (>2 lk) sedang/akan mendengar

تَسْمَعُ (tasma'u) = dia (1 pr) sedang/akan mendengar

تَسْمَعانِ (tasma'aani) = mereka (2 pr) sedang/akan mendengar

يَسْمَعْنَ (yasma'na) = mereka (> 2 pr) sedang/akan mendengar

تَسْمَعُ (tasma'u) = kamu (1 lk) sedang/akan mendengar

تَسْمَعَانِ (tasma'aani) = kalian (2 lk) sedang/akan mendengar

تَسْمَعُونَ (tasma'uuna) = kalian (> 2 lk) sedang/akan mendengar

تَسْمَعِينَ (tasma'iina) = kamu (1 pr) sedang/akan mendengar

تَسْمَعانِ (tasma'aani) = kalian (2 pr) sedang/akan mendengar

تَسْمَعْنَ (tasma'na) = kalian (> 2 pr) sedang/akan mendengar

أسْمَعُ (asma'u) = saya sedang/akan mendengar

نَسْمَعُ (nasma'u) = kami/kita sedang/akan mendengar


Tabel 2 di bawah ini merupakan contoh-contoh fi'il madhi dengan mudhori'nya yang berpola fa’ula – yaf’ulu, fa’ila – yaf’alu, fa’ala – yaf’ulu, fa’ala – yaf’alu
Tabel 2: Kosakata



Coba Anda tasrif salah satu kata di dalam tabel tersebut (baik fi'il madhi atau mudhori'nya). Selamat mencoba.

(selesai)


MANAJEMEN REDAKSI

“Journalism has always been a business of ethical people.”—Leslie H. Whitten

APAKAH ada struktur kerja yang ideal bagi organisasi media? Berapa besar sebaiknya jumlah staf redaksi (reporter, fotografer, editor, lay outer dan lainnya) yang dimiliki media? Tidak ada kesepakatan terkait hal ini. Jumlah dan pola keredaksian selalu mengikuti dan menyesuaikan dengan kebutuhan media itu sendiri. Hampir-hampir, tidak ada dua media yang sama-sebangun dari segi keredaksian.

Yang perlu disadari, karya jurnalistik adalah karya individual seorang reporter, ia baru layak diturunkan ke halaman media dan menjumpai pembaca setelah melalui proses pengolahan yang merupakan usaha kolektif keredaksian.

Kerja tim yang apik dan kompak mutlak dibutuhkan, karena jika satu saja mata rantai keredaksian terlambat maka produksi media secara keseluruhan akan ikut terlambat. Misal, reporter, fotografer dan editor telah bekerja dengan baik dan cepat, tapi lay outer telat memenuhi deadlinenya. Kerja keras dari rekan-rekan sebelumnya tidak berarti apa-apa lagi. Dan salah satu kunci untuk menciptakan kerja tim yang apik dan kompak adalah dengan adanya manajemen redaksi yang bagus.

Ingat! Pembaca tidak mau  tahu-menahu dengan proses berat yang telah dialami ruang redaksi, mereka hanya peduli tentang apa yang akan mereka baca. Tentu saja, yang menjadikan ruang redaksi (newsroom) unik adalah, ia tidak hanya bicara soal kecepatan, tapi juga ketepatan (akurasi).

STRUKTUR MANAJEMEN REDAKSI

Meskipun tidak ada kesepakatan soal jumlah dan struktur manajemen redaksi. Namun, layaknya tubuh manusia yang memiliki organ dan indera dengan fungsi-fungsi tertentu, media juga memiliki beberapa fungsi dan prinsip pembagian kerja yang umumnya berlaku.

Pemimpin umum adalah pemilik wewenang tertinggi. Biasanya, ada empat departemen yang bertanggung jawab padanya, yakni redaksi, iklan, sirkulasi dan usaha. Departemen redaksi inilah yang kemudian dipimpin oleh  seorang pemimpin redaksi. Tugasnya adalah mengawasi ruangan yang bertugas menyuarakan sikap media tersebut, baik itu dalam bentuk berita, editorial maupun opini.

Susunan organ yang dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi pada pokoknya terbagi dua. Pertama, bagian yang bertugas memburu, mengejar dan mengumpulkan berita. Kedua, bagian yang mengelola dan memproses berita sampai matang siap saji.

Dalam sebuah lembaga pers, yang berwenang mengizinkan ataupun menolak suatu berita untuk dipublikasikan sepenuhnya berada di tangan redaksi. Bukan iklan, personalia, apalagi percetakan. Secara struktual, redaksi media umumnya terdiri atas pemimpin redaksi, redaktur pelaksana (redaktur eksekutif), redaktur, koordinator liputan, dan reporter.

Pemimpin Redaksi

Redaktur Pelaksana/ Eksekutif

Redaktur & Koordinator Liputan

Reporter

Pemimpin redaksi adalah jabatan tertinggi dalam jajaran redaksi. Karena itu, pemimpin redaksi yang bertanggung jawab jika terjadi kasus atau delik pers. Sedangkan Redaktur pelaksana (redpel) adalah pelaksana dari kebijakan umum dari media dan kebijakan khusus dari pemimpin redaksinya. Sehari-hari, ia memimpin dan mengatur para redaktur, karena itu seringkali disebut managing editor.

Sedangkan redaktur adalah orang yang bertanggung jawab terhadap isi halaman media. Tugasnya mengedit, menyunting serta menyajikan berita.  Jumlahnya tergantung banyaknya bidang berita, misal: redaktur politik, redaktur ekonomi, redaktur kriminal, redaktur olahraga, dan seterusnya.

Yang sederajat dengan redaktur adalah koordinator liputan (KL). Tugasnya mengkoordinir  reporter dan mengatur tugas-tugas liputan lapangan mereka.  Ia wajib mengetahui kemampuan dan karakter reporter yang ia pimpin. KL juga mesti punya peta berita, mengingat tugasnya untuk mendistribusikan penugasan peliputan kepada para reporter.

Redpel dan KL lazimnya, secara periodik melakukan evaluasi kinerja para repoter.  Akan terlihat siapa reporter yang berprestasi dan produktif, mana yang biasa-biasa saja, atau malah masuk kategori pemalas. Dari sana bisa ditentukan, siapa yang pantas mendapat reward/ bonus, dan siapa yang mesti digembleng lagi, atau bahkan mendapat pelatihan khusus.

MANAJEMEN PERS KAMPUS

Kita biasa membaca struktur keredaksian dihalaman masthead terbitan media tersebut. Sebenarnya, tak ada perbedaan antara manajemen redaksi pers umum dan pers mahasiswa. Pers mahasiswa memiliki “keunikan” karena ia terus mengalami dilema kapabilitas dan kinerja.

Dilema kapabilitas karena jurnalis kampus masih minim dari segi kemampuan jurnalistik dan pengalaman lapangan. Mereka masih dalam proses pembelajaran dengan jam terbang jauh dibawah rata-rata seorang jurnalis pro. Dilema kinerja, karena pada hakikatnya mereka adalah mahasiswa yang sedang menjalani studi di jurusannya masing-masing. Pers kampus hanyalah kegiatan ekstrakurikuler.

Kunci sukses untuk mengatasi problem laten pers kampus ini ada empat, pertama, struktur redaksi media yang didesain disesuaikan dengan kebutuhan dan keunikan yang dimiliki pers kampus tersebut. Tidak bisa secara serampangan asal contek dari masthead koran pers maisntream. Manajemen redaksi yang baik akan menghindari adanya martir atau one man show dalam ruang redaksi.

Kedua, pembagian pos kerja sebagai proses memilah-milih siapa, kemana, dan  untuk apa, benar-benar-benar ditentukan secara matang. Selain kemampuan, ia juga menuntut komitmen dan track record kerja yang baik. Poin ini juga kelanjutan dari proses rekruitmen anggota yang ketat dan baik.

Ketiga, pembinaan SDM. Evaluasi redaksi harus terus dijalankan setiap akhir penerbitan. Dari sana bisa diketahui, mana anggota yang membutuhkan tambahan pelatihan dan materi apa yang mereka butuhkan. Misal, ada beberapa reporter yang masih lemah dari segi wawancara dan penulisan hard news, kita bisa mencari hari libur dan membuat pelatihan kecil khusus untuk mereka.

Dan terakhir, keempat, mesti diingat pers kampus adalah organisasi nirlaba. Stamina kinerja seringkali naik-turun. Maksudnya, bagi seorang jurnalis di pers umum tak banyak pilihan tersedia, tidak menulis berarti dapur tak ngepul. Tapi pers kampus yang memang tak mencari untung dan menggaji anggotanya lain soal. Motivasi mesti terus diberikan kepada anggota untuk memupuk rasa memiliki terhadap organisasi.

DINAMIKA RUANG REDAKSI

Seorang jurnalis membangun kariernya dengan menetapkan kode etik, idealisme, tanggung jawab sosial dan standar moral yang ketat pada dirinya sendiri. Mereka mesti mendapat dukungan, berupa sebuah ruang redaksi dengan suasana kerja yang nyaman dan bebas, dimana setiap jurnalis berani untuk bersuara.

Ini bukan perkara gampang dan memperuwet urusan manajemen. Mengingat ruang redaksi seringkali memiliki kecenderungan kediktatoran. Seorang pemimpin redaksi memang harus berani mengambil keputusan, menerbitkan atau tidak sebuah laporan, mencabut atau tidak sebuah kutipan yang panas. Tapi bukan berarti kesempatan untuk memberi kritik dan komentar tidak bisa diberikan pada reporter.

Dalam suatu waktu, Bob Woodward dari The Washington Post mengatakan, “Jurnalisme yang paling baik seringkali muncul ketika ia menentang manajemennya.”

Kamis, 21 Juni 2012

KENYAMANAN DIRI (ATAU KEEGOSIAN DIRI)

Kita selalu bisa tahu, apakah seseorang yang berada di dekat kita merasa nyaman dengan keberadaan kita atau justru menganggap kita sebagai gangguan. Demikian pula orang yang kita ajak bicara. Mereka memberi isyarat dengan tanda dengan bahasa tubuhnya untuk mengungkap ketidaknyamanan itu. Kita selalu bisa menangkap gejala-gejalanya. Tetapi bagaimana dengan peran sebaliknya? Apakah kita juga pernah merasa tidak nyaman dengan kehadiran seseorang di dekat kita, atau dalam kehidupan ini? Jawabnya tentu pernah. Pertanyaan selanjutnya adalah; dari mana perasaan tak nyaman yang kita alami ketika berhadapan dengan orang? Pada umumya kita bisa menjawab dalam dua sisi; bisa dari mereka, dan bisa juga dari diri kita sendiri. Kebanyakan orang lebih merasakan yang kedua (dari diri mereka sendiri), karena ada ketidaknyamanan yang zhahir sifatnya. Tapi ada yang jauh lebih menghalangi kedekatan dibanding ketidaknyamanan zhahir. Ialah ketidaknyamanan batin terhadap diri kita sendiri. Kita merasa kotor, kerdil dan tak pantas berhadapan dengan saudara seiman. Kita merasa terputus dari ikatan cinta dengan mereka akibat perbuatan yang kita lakukan. Bukan hanya kita yang merasakannya sendiri dan makin lama orang-orang yang berada di sekitar kita juga akan merasakannya. Memahami keadaan-keadaan itu, kita menemukan sebuah kaidah penting. Bahwa merasa nyaman dengan diri kita sendiri, akan membantu orang lain untuk bisa merasa nyaman atas keberadaan kita di dekatnya. Tentu saja dalam hal yang zhahir, kita memang perlu untuk memperbaiki penampilan kita sehingga kita percaya diri dan merasa nyaman berhadapan dengan sesama. Dalam hal batin, hati pun harus kita percantik agar diri kita merasa nyaman saat berhadapan dengan saudara-saudara tercinta. Sesudah itu, sahabati nurani kita dengan nasehat tulus dari saudara-saudara yang mencintai kita karena Allah. Maka rasa nyaman pada diri pun hadir, hingga mereka juga merasa nyaman dengan keberadaaan kita. Rasulullah bersabda, “Orang mukmin itu mudah akrab dan gampang didekati. Tidak ada kebaikan pada orang yang tak mudah dekat dan sulit diakrabi.” Kita belajar untuk memiliki kehangatan semacam ini: mudah didekati dan dikaribi. Jadikan orang-orang selingkar kita merasa bahwa kita benar-benar memiliki hati untuk mereka. Itulah kebaikan bagaikan bahasa yang bisa dikatakan oleh si bisu, terlihat oleh si buta, serta didengar dan dimengerti oleh si tuli Orang yang gampang didekati biasanya adalah seseorang yang ksatria. Dia sadar, bahwa orang yang selalu berusaha mempertahankan citra bahwa dirinya sempurna adalah orang yang menyebalkan. Maka dia adalah orang yang mampu mengakui kelemahan diri. Dengan kemampuannya mengakui kelemahan diri, dia juga menjadi orang yang sigap dalam meminta maaf sekaligus pengasih. Dia pengampun. Dia memiliki kemampuan untuk memaafkan orang lain. Orang yang mudah diakrabi adalah mereka yang rendah hati dan mengetahui hakikat dari sebuah hubungan. Merasa diri paling baik dan memilih-milih teman atau hanya bergaul dengan orang-orang tertentu saja adalah tanah paling gersang dan lahan paling tandus bagi pohon iman. Seiring itu benih persaudaraan hampir mustahil bisa tumbuh di sana. Sikap itu adalah PENGHALANG TERBESAR dalam menjalani hubungan baik dengan sesama. Dan itu bisa disamakan dengan sifat sombong. Dan tahukah engkau makhluk apa yang paling sombong yang akhirnya ia hanya mendapat laknat dari Allah? Ya, “Iblis’ jawabnya. Apakah kita ingin disamakan dengan iblis dengan meniru kesombongannya, yang hanya akan membawa kita terjerat api neraka. Sifat sombong itu adalah hal yang paling dibenci di langit maupun di bumi. Jika kita merasa bahwa semua orang memiliki masalah dengan kita, tidakkah kita curiga bahwa “DIRI KITA INILAH MASALAHNYA?” Merasa benar, merasa egois, merasa tinggi, merasa angkuh, merasa lebih dan merasa suci adalah penyakit yang membuat jijik malaikat maupun manusia di bumi ini. Sombong adalah ibu dari segala kejahatan dan kehancuran. Derita yang tak terperikan di sepanjang sejarah, diakibatkan oleh paduan antara keangkuhan, kesombongan, dan egoisme diri. Jika anda tidak suka bergaul dengan orang lain, karena tabiat atau kebiasaannya atau khawatir akan menjerumuskan anda, maka bukankah lebih baik bagi kita merangkul mereka dan membawa mereka kepada jalan yang benar. Inilah yang menjadi masalahnya. Yaitu kadar kualitas iman kita. Kita merangkul dan mengajak mereka pada jalan yang lebih baik, dan bukannya malah kita yang mengikuti mereka. Inilah ujian iman. Atau kita mencoba untuk mengurangi kadar kedekatan kita dengan orang-orang di sekitar kita. Dengan berbagai prasangka dan argumen yang hanya terlahir dari paradigma pikiran kita yang sempit yang menurut kita baik padahal sebaliknya. padahal belum tentu bagi orang lain. Cobalah berpikir lebih luas dan terbuka. Ingatlah prasangka kita yang seperti itu merupakan celah bagi setan untuk masuk dalam jiwa. Memberi rasa curiga dan ragu pada sesama. Sehingga tidak ada saling percaya. Dan inilah awal yang buruk untuk kebersatuan umat dan awal yang baik untuk penghancuran umat. Mereka menjadi “boneka” bagi setan untuk mengendalikan diri kita menuju tujuannya, yaitu membawa manusia kepada jalan neraka. Atau kita mencoba untuk menjauhi seseorang atau segolongan kelompok hanya karena kita mengikuti egoisme dalam diri. Hal ini masih dipengaruhi dengan penilaian pemikiran kita yang sempit. Kita merasa lebih baik dengan mereka, merasa tak cocok atau merasa mereka tak pantas bergaul dengan kita. Lalu bagaimana jika seandainya niat mereka adalah untuk memperbaiki diri? Atau keberadaan kita di tengah mereka dapat membawa mereka pada kebaikan. Sikap kita pada bagian yang ini hanya akan mendapat peringatan dari Allah. Sama dengan apa yang pernah Allah peringatkan kepada Nabi Muhammad ketika seorang buta mendatanginya untuk memperbaiki diri meminta ajaran-ajaran Islam pada beliau, padahal ketika itu Nabi Muhammad sedang menghadapi para pembesar kaum Quraisy dengan harapan agar mereka masuk Islam. Untuk merenungkannya bukalah Al-Qur’an surat An-Naba ayat 1-16. Atau ini ‘yang paling parah’ yaitu memutuskan tali silaturahmi antar sesama Umat Islam. Bahaya dari perbuatan ini tentu saja sama dengan konsekuensi kita untuk menghancurkan kebersatuan umat. Biasanya hal ini terjadi pada mereka yang sudah berada pada klimaks kemarahan dan kekecewaannya. Sebenarnya bukan itu masalahnya. Masalah yang sebenarnya adalah kondisi orang yang sedang marah dan kecewa itu sudah sepenuhnya dirasuki oleh setan. Juga perlu kita ingat bahwa SALAH SATU DOSA YANG PALING BESAR ADALAH MEMUTUS TALI SILATURAHMI DENGAN SESAMA MUSLIM. Rasulullah sangat menganjurkan kepada umatnya agar saling menjaga persaudaraan kepada sesama. Bahkan diriwayatkan dalam hadis, beliau memberi pesan. “Jangan kalian saling mendengki, dan jangan saling membelakangi karena permusuhan dalam hati. Tetapi jadilah hamba Allah yang bersaudara.” (H.R. Bukhari). Juga hadis yang berbunyi “Setiap mukmin adalah saudara bagi mukmin lainnya.” Atau “Antara satu mukmin dengan mukmin lainnya adalah bagaikan satu bagian tubuh, apabila satu bagian merasa sakit, maka akan merasa sakit tubuh yang lain.” Dari hadis diatas dapat disimpulkan betapa Rasulullah sangat menganjurkan kita untuk hidup sebagai saudara, untuk peduli antara satu mukmin dengan mukmin lainnya. Untuk dapat saling mengerti dari setiap kelebihan dan kekurangan antara saudaranya. Kalau kita mengaku sebagai umat Nabi Muhammad pasti akan melakukan semua sunnahnya. Karena Nabi sangat mencinta dan merindukan golongan yang menjalankan sunnahnya, Mudah-mudahan sajak di bawah ini dapat merenungkan apakah sikap-sikap tersebut ada dalam diri kita. Yang semoga ke depannya membawa kita menuju pada pribadi yang mau bergaul dengan siapa saja karena semuanya adalah ciptaan Allah. “Jika kau merasa besar, periksa hatimu. Mungkin ia sedang bengkak Jika kau merasa suci, periksa jiwamu Mungkin itu putihnya nanah dari luka nurani Jika kau merasa tinggi, periksa batinmu Mungkin ia sedang melayang kehilangan pijakan Jika kau merasa wangi, periksa ikhlasmu Mungkin itu asap dari amal shalihmu yang hangus dibakar riya” Naudzubillahimindzalik Akhirnya mereka yang nyaman dikaribi adalah orang-orang yang tampil apa adanya. Mereka tak menyembunyikan sesuatu. Mereka bisa diduga. Mereka gampang didekati sebab orang tahu tanggapan apa yang akan didapat ketika sesuatu disampaikan. Mereka menyeimbangkan prinsip ini dengan kepekaannya kepada perasaan mereka. Mereka tumbuh menjadi orang jujur tanpa menyakiti. Mereka bisa bicara terbuka tanpa melukai. Mereka menambah intensitas kebersamaan dengan sesama. Mereka bukannya menjauhi tetapi malah mendatangi dan menerima sesamanya. Mereka tidak akan memutus tali silaturahmi. Dan ini banyak terjadi pada kita. (Salim A. Fillah)

HINDARI PENULISAN ASS, ASSKUM, MOHD, MOSQUE, 4JJI, MECCA !!

Bagi akhy wa Ukhty yang masih suka menggunakan kata ... ''Ass,Askum ''dalam ucapan salam. ''Mohd'' untuk panggilan nama Nabi MUhammad. ''Mosque'' untuk panggilan sebuah masjid. ''4JJI'' untuk panggilan Allah SWT. ''Mecca'' untuk sebutan Mekah. Gunakan sesuai dengan aturannya yuuuk... Karena arti dari kata tersebut adalah Bismillah.. Jika kita seorang Muslim atau Muslimah, alangkah baiknya mengindahkan hal yang mungkin kita anggap kecil tapi besar makna dan pengaruhnya. *janganlah bilang Mosque tapi Masjid,karena Organisasi islam menemukan bahwa Mosque adalah nyamuk. *jangan menulis MECCA tapi MEKAH,karena MECCA adalah rumah anggur/bir. *jangan menulis MOhd tapi Muhammad,karena Mohd,. Adalah anjing bermulut besar. *jangan menulis 4JJI tapi Allah SWT,karena 4JJI aRtinya for judas Jesus Isa al masih. *jangan menulis Ass atau Askum dalam salam tetapi Assalammu'alaikum (karena salam adalah doa,atau jika tidak sempat lebih baik tidak sama sekali),karena Ass artinya (maaf) pantat mu, dan Askum artinya celakalah kamu. INGAT !!! ASS = (maaf) PANTATMU ASKUM = CELAKALAH KAMU Maka sampaikanlah salam karena itu DOA, minimal Assalamu'alaikum Semoga bermanfaat

rahasia al-qur'an

Al-Qur’an, seperti seorang mempelai wanita yang cantik yang wajahnya tersembunyi di balik kerudung. Jika seorang peminang tak sabar dan tergesa-gesa mendekati mempelai ini, maka dia akan menolak untuk menyingkap kerudungnya. Jika engkau mencoba untuk menyingkap kerudungnya, dia tidak akan menunjukkan dirinya sendiri kepadamu. Kalau kau hanya membahasa Al-Qur’an, kau tak akan temukan apa-apa, dan tak ada kesenangan yang akan menghampirimu. Itu karena kau coba memaksa menyingkap kerudung itu dan Al-Qur’an menolakmu; kau adalah orang yang tak sabar, dan bukannya berbuat secara hati-hati dan dengan tekun agar bisa menyingkap mukjizat-Nya, kau malah bersikap terburu-buru dan bodoh, mencintai kesombonganmu sendiri. Al-Qur’an berkata kepadamu: “Aku bukanlah hal yang kau cintai.” Akan tetapi jikalau kau mendekati Al-Qur’an, (seperti seorang mempelai), dengan kesabaran, keikhlasan, dan kerendahan hati, maka kerudung itu akan terangkat dan kau bisa melihat mukjizatnya

Sabtu, 16 April 2011

TIPE EKSTROVERT DAN INTROVERT

Ada sekelompok manusia yang pada saat dihadapkan pada situasi tertentu pada mulanya agak menarik diri, seolah-olah membisikkan ‘tidak’, dan baru beberapa saat kemudian dapat bereaksi. Ada sekelompok lain yang dalam menghadapi situasi yang sama, langsung bereaksi, yakin bahwa perilakunya benar. Kelompok pertama ditandai oleh hubungan negatif pada objek dan kelompok kedua ditandai oleh hubungan yang positif… kelompok pertama dapat disamakan dengan sikap introvert dan yang kedua dengan sikap ekstravert.
Sikap ekstrovert ditandai dengan libido (dorongan nafsu) yang mengalir keluar, adanya minat kepada kejadian-kejadian, orang dan benda, adanya hubungan dan ketergantungannya pada hal tersebut. Tipe ini didorong oleh faktor-faktor dari luar dan banyak dipengaruhi lingkungan. Tipe ini suka bergaul dan merasa yakin di lingkungan asing. Pada umumnya tipe ini berhubungan baik dengan dunia dan walaupun bertentangan, masih dapat dikatakan berhubungan baik karena ia tidak menarik diri, bahkan lebih menyukai berdebat dan bertengkar, atau berusaha membentuk kembali (mengubah) dunia menurut polanya sendiri.
Sikap introvert adalah menarik diri. Libido (dorongan nafsu) mengalir ke dalam, terpusat pada faktor-faktor subjektif dan pengaruh yang menguasainya adalah ‘kebutuhan dalam’. Tipe ini kurang yakin dalam berhubungan dengan orang dan benda, cenderung kurang sosial dan lebih menyukai berpikir daripada berbuat. Orang yang biasanya pendiam dan malu-malu (introvert) dapat menunujukkan aktivitas dan kegairahan terhadap sesuatu hal yang sangat diminati.
Masing-masing tipe meremehkan tipe yang lain, lebih melihat segi negatif daripada positif dari tipe yang berlainan, suatu kenyataan yang membawa pada kesalahpahaman yang tiada habis-habisnya dan bahkan mengembangkan pada perumusan filsafat yang antagonistis, psikologi yang bertentangan dan nilai serta cara hidup yang berbeda.
Tanda ekstraversi yang paling awal dari diri seorang anak adalah penyesuaian diri yang cepat pada lingkungan dan perhatian yang besar terhadap objek-objek, terutama terhadap pengaruhnya pada objek-objek tertentu. Perasaan malu sangat kecil dan dapat bergerak dan hidup diantara objek dengan rasa percaya, membuat persepsi tetapi sembarang, tidak terlampau hati-hati, biasanya tidak punya rasa takut, tidak memiliki hambatan pada objek dan dapat bermain dengan objek tersebut, dengan gembira melakukan hal-hal yang ekstrem dan mengorbankan diri sendiri, semua yang tidak diketahui tampaknya menarik.
Anak yang introvert pemalu dan ragu-ragu. Ia membenci semua situasi baru, bahkan mendekati objek dengan hati-hati dan rasa takut, lebih suka bermain sendiri dan lebih senang mempunyai satu teman daripada banyak teman, mereka banyak berpikir dan reflektif dan seringkali memiliki kehidupan imajinasi yang kaya. Yang mereka butuhkan adalah waktu untuk mengembangkan bakat-bakat yang tidak terlampau tampak dan belajar untuk merasa tenang di dunia.
Orang ekstravert dewasa bersikap ramah; selalu mendapat teman di tengah jalan menaruh minat dalam segala hal. Menyukai organisasi dan berkelompok, hubungan dengan dunia membantu mereka melaksanakannya secara efektif. Hubungan dengan orang lain cepat terbentuk dan terputus.
Kelemahan tipe ini adalah kecenderungannya untuk membuat kesan baik, mereka sangat menyukai adanya penonton. Mereka tidak menyukai kesendirian dan menganggap berpikir adalah hal yang aneh, mereka lebih tertarik dengan dunia luar.
Orang introvert dewasa tidak menyukai masyarakat dan merasa sepi diantara orang banyak. Mereka takut kelihatan tidak wajar, dan tidak belajar bagaimana berperilaku dalam sosial, mereka canggung dan blak-blakan, teliti dan terlalu sopan, pesimistik, selalu berusaha mempertahankan sifat baiknya untuk mereka sendiri sehingga dengan sendirinya mereka kurang dapat dimengerti. Mereka hanya dapat menunujukkan bakatnya dalam lingkungan yang menyenangkan. Namun karena merasa tidak menghabiskan waktu untuk mencoba memberi kesan pada orang lain atau menghamburkan tenaga untuk kegiatan sosial, mereka seringkali memiliki banyak pengetahuan dan mengembangkan bakat di atas standar rata-rata. Orang introvert berada dalam puncaknya dalam keadaan sendiri atau dalam kelompok kecil yang tidak asing. Lebih menyukai pikiran mereka sendiri daripada berbicara dengan orang lain, menyukai ketenangan. Meskipun kurang memiliki sikap sosial, mereka sering menjadi teman yang setia dan simpatik

TIPE BERPIKIR EKSTROVERT DAN INTROVERT
Kebaikan dari berpikir ekstrovert yaitu sifatnya yang sederhana, konsentrasi pada objek dan kedisiplinan yang ditunjukkan, sangat mudah terikat dengan fakta, membebaskan diri untuk tujuan membentuk gagasan abstrak.
Berbeda dengan ekstrovert, tipe berpikir introvert tidak berminat pada fakta melainkan pada ide atau gagasan, berminat pada realitas dalam. Yang penting baginya adalah perkembangan dan penyajian bayangan primordial dan membentuknya menjadi ide atau gagasan yang mempunyai kekuatan yang mendorong, mempunyai dugaan yang samar-samar bahwa gagasan ini mungkin berguna untuk dunia dan yakin gagasannya dapat diselamatkan kalau diketahui, tetapi ini semua merupakan pertimbangan yang tidak penting baginya. Dari luar tipe ini kelihatan aneh, minatnya hanya pada realitas dalam, kurang memperhatikan apa yang terjadi atau tidak mengerti bagaimana orang lain berpikir dan merasa; ia pemalu dan berdiam diri antara orang-orang atau memberikan komentar yang kurang tepat.


TIPE PERASA EKSTROVERT DAN INTROVERT
Tipe perasa ekstrovert dapat menyesuaikan diri dengan baik pada dunia, secara keseluruhan menilai apa yang umumnya dinilai orang dan tidak mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dengan waktu dan lingkungan pergaulan, sangat terlibat dalam hubungan pribadi dan seringkali mempunyai daya tarik dan kebijaksanaan, dapat memperhalus situasi yang keras, memungkinkan kehidupan sosial dan keluarga berlangsung. Tipe perasa yang menyadari ketidakbahagiaan atau ketidakadilan biasanya ingin menolong dan sebagian besar kegiatan sosial yang dilakukan didasarkan pada fungsi ini. Dalam keadaan puncak ia ramah, mudah menolong dan menarik; dalam keadaan buruk ia adalah orang yang dangkal dan tidak setia.
Tipe perasa introvert dikuasai oleh faktor-faktor subjektif dan penampilannya sangat berbeda dengan penampilan ekstravert yang hangat dan ramah; tipe ini memberikan kesan dingin; tetapi dalam realitas adalah intensif meskipun tidak terungkap, dan sering digambarkan sebagai ‘air tenang menghanyutkan’. Walaupun tampak pendiam, tipe ini mudah memahami teman-teman akrabnya dan menaruh perhatian pada mereka ataupun kepada siapa saja yang menderita. Perasaan introvert juga terungkap dalam agama, puisi dan musik, dan kadang terungkap dalam pengorbanan yang luar biasa. Tipe ini tidak mudah menyesuaikan diri. Ia benar-benar membingungkan, dan jika dipaksa memainkan suatu peran tertentu ia mudah hancur, karenanya disebut sebagai schizoid (orang yang suka mengasingkan diri). Tetapi di lingkungannya akrab, mempunyai ikatan emosional yang kuat, nilainya dapat dimengerti, dan dapat membuat persahabatan yang stabil dan dapat dipercaya.

TIPE PENGINDERAAN EKSTROVERT DAN INTROVERT
Tipe pengindera yang tergolong ekstrovert, objek yang menimbulkan penginderaan adalah penting, sedangkan bagi introvert pengalaman penginderaanlah yang lebih penting, sedangkan objeknya tidak terlalu penting atau bahkan sama sekali tidak berarti. Sebagian besar tipe pengindera introvert yang mengalami kesulitan dalam mengungkapkan diri – yang merupakan ciri dari tipe introvert – sangat sulit dimengerti. Mereka dibanjiri oleh kesan dan memerlukan waktu untuk memadukannya, dan sering asyik sibuk dengan bayangan-bayangan dari ketidaksadaran kolektif. Bahkan pengamatan realitas yang tepat sekalipun tidak dapat mencegah berjalannya faktor subjektif.

TIPE INTUITIF EKSTROVERT DAN INTROVERT
Tipe intuitif ekstrovert terutama hidup melalui kemampuan intuisi ini ; hal yang terpenting adalah semua kemungkinan. Ia sangat tidak menyukai sesuatu yang lazim, aman atau yang telah ditetapkan. Ia tidak menghargai kebiasaan dan sering kejam teradap perasaan atau pendirian orang lain pada saat ia sedang mencium adanya sesuatu yang baru; semuanya dikorbankan untuk masa depan. Baik agama maupaun hukum tidaklah keramat, sehingga ia seringkali tampak sebagai petualang yang kejam; namun sebenarnya ia memiliki moralitas sendiri berdasarkan kesetiaannya pada pandangan intuitifnya. Baginya tidak menggunakan kesempatan adalah pengecut atau lemah.
Bahaya pada tipe intuitif ekstrovert adalah bahwa ia menanam tapi tidak pernah memetik. Ia menghabiskan kehidupanya dalam kemungkinan-kemungkinan sementara orang lain menikmati hasil usahanya. Hampir tidak mungkin baginya untuk membawa sesuatu sampai akhir, atau setidaknya sampai suatu titik tercapainya keberhasilan. Dengan sendirinya hubungan pribadinya sangat lemah; baginya rumah dirasakan seperti penjara. Tetapi ada juga pacar/istri dari tipe ini yang berkata bahwa hidup dengan pria dari tipe intuitif ekstravert tidak pernah membosankan.
Tipe intuitif ekstrovert berhubungan dengan apa yang umumnya dikenal sebagai dunia realitas; tapi intuitif introvert berhubungan dengan ketidaksadaran kolektif, latar belakang pengalaman yang gelap, segala sesuatu yang bagi tipe ekstravert subjektif, asing dan aneh.
(Sifat tak lazim dari tipe intuitif introvert, bila diberikan prioritas . . . membentuk orang yang aneh, yaitu pengkhayal mistik dan ahli peramal di satu pihak atau orang yang sangat artis dan aneh di pihak lain. Yang terakhir dapat dianggap hal yang wajar karena ada kecenderungan umum tipe ini untuk membatasi dirinya pada sifat perseptik dari intuisi. Biasanya tipe intuitif berhenti pada persepsi; persepsi adalah masalah pokoknya).
Intuitif introvert adalah tipe yang melihat bayangan, yang mempunyai wahyu tentang agama atau kosmos, ramalan, atau khayalan yang mengerikan. Untuk zaman sekarang, orang-orang seperti itu sangat aneh. Hampir seperti orang gila, kenyataannya memang begitu, kecuali kalau mereka dapat mencari jalan untuk menghubungkan pengalamannya dengan kehidupan nyata. Ini berarti menemukan bentuk ungkapan yang sesuai, yang diterima oleh masyarakat, tidak hanya timbul dari khayalan. Hal ini kadang-kadang dapat mereka lakukan dengan menemukan atau membentuk kelompok dari bayangan mereka yang mempunyai nilai. Biasanya mereka tampak agak aneh, dan tidak bersalah, tetapi apabila dipengaruhi oleh bayangan atau penglihatan dalam, mereka dapat digerakkan oleh kekuatan yang besar untuk melakukan kebaikan atau kejahatan, dan sangat mudah menular, baik perubahan agama maupun gerakan kekerasan dimulai dengan cara ini.

Rabu, 30 Maret 2011

Pencarian Hidup


tawa, canda, gumam, dan sendu
seakan menghiasi panorama kehidupan
dan terlintas daam pikiranku
dimanakah itu?
akankah ku kan selalu menapaki kaki di atas anagn-angan?
pertanyaan itu larut pada sosok yang lemah ini
bertanya akan makna kehidupan
dimanakah lintasan itu?
terlihat di kejauhan
diantara jurang yang terjal
diantara gunung yang menjulang
diantara lembah yang terjal
diantara luasnya hamparan samudra
seakan membuat hal itu mustahil ku raih
tanya pun terbisik di qalbu yang gundah ini
yang bimbang dalam mencari jalan
tapi panggilannya dapat ku dengar
meskipun tak terucap
mungkin ini hanya sebuah khayalan mimpi
dari seorang gembala kehidupan
yang mencari titik terang
makna sebenarnya dalam hidup